Rabu, 03 Oktober 2012

Sejarah Bangka Belitung : Masuknya Suku Tionghoa



Beberapa hari yang lalu telah diadakan subiah pesta demokarsi di ibu kota Jakarta yang merupakan etalase dari negri ini, dan dari pesta demokarsi itu dimenang kang oleh pasangan Jokowi dan ahok (sapaan akrap). Jokowi yang merupakan wali kota solo hijrah ke ibukota dengan alas an ingin membangun dan menata ibukota yang menurutnya selama ini pembangunannya kurang maksimal. Jokowi bersuku jawa. Tak beda ubahnya dengan Ahok yang yang berasal bersuku tionghoa da berasal dari salah saru kepulauan yang ada di Sumatra, yaitu Belitung.
Belitung merupakan salah satu daerah yang di huni oleh beberapa etnis, mulai dari Melayu, Jawa, Bugis, dan tak ketinggalan juga masyarakat tionghoa dan kelompok lain. Dalam kehidupan antar suku, agama, ras dan golongan dikepulauan Belitung sudah terjalin  sejak berabad-abad silam. Jalinan itu bermula dari kedatangan masyarakat China ke kepulauan itu, kemudian membaur bersama kelompok masyarakat Melayu, Jawa, Bugis, dan kelompok lain.

dalam bukunya Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Source, WP Goeneveldt,  menyebutkan, pembahasan tentang Pulau Bangka pernah ditulis dalam kitab klasik China, Hsing-cha Sheng-lan (tahun 1436). Diceritakan, Bangka Belitung merupakan wilayah kepulauan yang memiliki tradisi unik dan pemandangan indah dengan sungai-sungai dan tanah datar.

sedangkan pada Sumber lain menyebutkan, komunitas China mulai menetap di Pulau Belitung tahun 1293. Saat akhir kejayaan Kerajaan Sriwijaya itu, rombongan kapal tentara China yang berlayar hendak menyerang Kerajaan Singasari, Jawa Timur, dihantam badai besar. Rombongan itu terdampar dan akhirnya menetap di Belitung. Pada abad ke-18 tentara China di bawah kepemimpinan Laksamana Cheng Ho juga sempat singgah di Pulau Belitung.

Kehadiran bangsa China secara besar-besaran di Kepulauan Bangka Belitung berawal dari penambangan timah pada awal abad ke-18. Mary F Somers Heidhues dalam Bangka Tin and Mentok Pepper memaparkan, ribuan pekerja asal China datang secara massal sebagai kuli kontrak di penambangan timah di Bangka dan Belitung tahun 1710.

Kuli kontrak itu umumnya berasal dari daerah utara Kwantung dan selatan Fukien, China, dan biasa disebut Hakka. Kadang, mereka dipanggil Xinke atau orang Khek. Selain itu, ada kaum Hokkian yang datang atas kemauan sendiri untuk berdagang. Kelompok lain yang datang adalah kelompok Hainan, Kanton, dan kelompok Techiu. Setiap kelompok memiliki bahasa sendiri-sendiri.

Sebagian kuli kontrak pulang kembali ke kampung halaman di China, sebagian lagi menetap di sejumlah kawasan di Pulau Belitung. Mereka yang tinggal rata-rata kaum lelaki dan akhirnya menikah dengan kaum perempuan lokal.

Menurut pengamat budaya asal Pangkalpinang, Willy Siswanto, sejarah ini memunculkan kesadaran bersama di antara masyarakat China dan Melayu serta kelompok lain di Bangka Belitung. Mereka sama-sama menyadari, kehidupan di kepulauan itu berangkat dari usaha timah. Kesadaran ini melahirkan kedekatan emosional dan ada perasaan senasib, tanpa memedulikan suku, ras, dan golongan.

Kesadaran itu lantas diturunkan dari generasi ke generasi, baik oleh masyarakat China, Melayu, maupun kelompok lain. Kebetulan sekali, kawasan Bangka Belitung tidak memiliki sejarah kerajaan besar yang mewariskan feodalisme-monarki sehingga tidak memicu budaya kelas. Tak ada stratifikasi sosial di kepulauan itu.

Meski ada ikatan sejarah, hubungan Melayu-Tionghoa di Bangka Belitung sebenarnya juga tak luput dari gesekan. Menurut Suhaimi Sulaiman, pada masa penjajahan Belanda, rasa iri terhadap orang-orang Tionghoa yang dianakemaskan oleh Belanda juga terjadi di wilayah kepulauan itu.

Namun, dalam perkembangannya, ketika Indonesia sudah merdeka, orang-orang Tionghoa di Bangka Belitung mulai berkolaborasi dengan orang-orang Melayu. ”Caranya ya itu tadi, mereka memberi berbagai kemudahan untuk orang Melayu,” kata Suhaimi. 

sumber 

3 komentar:

Suka Menulis on 3 Oktober 2012 pukul 22.17 mengatakan...

artikelnya mantab bang,...
kunjungan ke blog sahabat, ditunggu kunjungan baliknya bang ke Suka Menulis

Kumpulan Artikel on 3 Oktober 2012 pukul 22.47 mengatakan...

Thnanks bro,...

Anonim mengatakan...

good blog by propertisurabaya99.blogspot.com

Posting Komentar

 

Blogs & Web

Cerita Lucu

Unik

Cerita Hikmah

Religi

Kumpulan Artikel Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template