Sabtu, 02 Juni 2012

Nasib Seseorang Siapa Tahu

Di sebuah kampung disuatu hari hiduplah seorang petani yang seorang anak dan seekor kuda. Pada suatu ketika petani tersebut kehilangan kudanya karna kudanya mearikan diri dari kandang yang dibangun dibelakang rumahnya. Petani itu
sangat sedih, karena kuda itu merupakan satu-satunya benatang ternak yang di milikinya.
Karena kesedihannya itu pada sanak family dan tetangga mendatangi rumahnya untuk menghiburnya.
Salah satu dari mereka mengatakan “alangkah malang nasibmu, satu-satunya hewan peliharaan yang kau miliki mininggalkanmu”. “siapa yang tau nasib seseorang malang atau mujur” kawab petani dengan simple. Tentanga pun berkata lagi “tentu saja itu nasibmu yang malang”. Setelah lumayan lama para tetangga dan sanak family pulang kerumah masing-masing.
Seminggu setelah kejadian tersebut, tanpa diduga dan disangka nasib berbicara lain pada petani tersebut. Kuda yang telah hilang seminggu yang lalu pulang dengan membawa 20 ekor kuda liar. Sang tetangga pun datang kembali kerumah sang petani untuk mengucapkan selamat atas reziki yang diterimanya. “wah mujur sekali nasibmu, kudamu yang hilang seminggu yang lalu sudah pulang dan membawa 20 ekor kuda liar” sang petani menjawab “siapa yang tau nasib seseorang malang atau mujur”.
Setelah mereka mengucapkan selamat kepada petani atas rizeki yang diterimanya mereka pulang kerumah masing-masing. Beberapa hari kemudian ia dan anaknya berkuda, nasip pun tidak berpihak pada sang petani. Anak satu-satunya jatuh dari kuda dan mengalami patah kaki. Para tetangga pun dataang untuk menjenguk anaknya, seraya berkata “alangkah malang nasibmu”. Tak beda dengan jawan yang telah lalu petani menjawab “siapa yang tau nasib seseorang malang atau mujur”, para tetangga sudah mulai jengkel dengan gaya dari jawaban petani yang hanya itu-itu saja, seraya berkata “ya kamu yang punya nasib malang, anakmu jatuh dari kudamu yang kau pelihara”.
Seminggu kemudian, pasukan tentara datang ke desa itu, mendaftar semua pemuda yang layak untuk diterjunkan dalam medan perang yang letaknya sangat jauh dari desa tersebut. Anak si petani yang patah kakinya tersebut tidak didaftar. Para tetangga datang untuk mengucapkan selamat. “Alangkah mujurnya nasib anakmu. Ia tidak masuk dalam daftar wajib militer”.
Si petani berkata, “Siapa dapat mengetahui kemujuran seseorang”.
____________________________________________________________________________________
Pesan : kebanyakan dari manuisa hanya menghabiskan umur memikirkan sesuatu yang “ini baik...itu buruk...”. Sebenarnya perbuatan tidak bermanfaat. Manusia hanya member labell-label pada sesuatu yang merekan alami, padahal kita hanya melihat satu persen dari kejadian seutuhnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogs & Web

Cerita Lucu

Unik

Cerita Hikmah

Religi

Kumpulan Artikel Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template