
Ketika awan hitam berarak menuju satu titik
Angin berhembus lembut membelai setiap jengkal tubuh ini
Seolah ingin membuatnya beku karena dinginnya
Maka dekap aku, ketika malam semakin dingin
Menerobos setiap persendian tulang ini
Rengkuh aku dalam hangatnya pelukmu
Hingga hilang dingin tak terasa bagiku juga padamu
Dekap
Peluklah
Cintaku
Suamiku
Erat
Erat sekali dan jangan pernah lepaskan
Kudekap engkau lebih hangat
Lebih erat meski tanganku tak cukup kokoh untuk memelukmu
Rasakan debaran jantung kita yang saling beradu kecepatan
Bagai larinya kuda tanpa pelana
Dengarlah cinta...
Dengarlah bisik lembutku pada kedua telingamu
Cinta ini milik kita...hanya ada kita
Kau adalah separuh jiwaku
Hanya kau dan cukup kau
dan
Setiap hembusan nafas ini adalah cinta
Setiap detak jantung ini adalah cinta
Setiap aliran darah ini adalah cinta
Cinta suci dalam naungan cintaNya
3 komentar:
wah bagus nih puisinya....
Hehehe puisine koncoku mas...
Wah tak kira puisi sendiri.... nice....
Posting Komentar