Hhhhmmmm
lagi-lagi nemu artikel tentang jodoh, pasangan hidup, tapi belum juga menemukan
siapa yang akan di berikan Allah untuk menjadi jodoh/ pasangan hidupku kelak. Tak
apa lah yang terpenting sekarang bagaiana kita bisa bermanfaat buat orang lain,
sembari kita juga berdoa dan berusaha agar jodoh kita segera kita temukan.
Menikah
merupakan salah satu kebutuhan dari pada manusia (baik laki-laki maupun
perempuan). Salah satu proses natural kesinambungan eksistensi umat manusia
adalah adanya keinginan untuk menikah.
Bagi laki-laki, keinginan itu timbul
dari beberapa faktor, seperti timbulnya syahwat (sexual drive) ,
keinginan untuk berbagi hidup bersama pasangan (suami/istri), keinginan untuk
memiliki keturunan dan untuk mengikuti sunnah Rasul.Jadi, jelas, dorongan syahwat hanyalah salah satu motivasi bagi seseorag untuk sebuah pernikahan yang ideal. Oleh karena itu, seorang laki-laki yang menikah hanya karena faktor dorongan syahwat semata, maka perkawinannya tidak akan lama. Atau, setidaknya akan sulit merasakan kedamaian dalam mengarungi dinamika rumah tangganya yang biasa disebut dengan rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah.
Oleh
karena tujuan suatu pernikahan bukan hanya untuk melampiaskan syahwat, maka
Rasulullah memerintahkan agar seorang pria lebih memprioritaskan calon pasangan
yang salihah. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim, Nabi menegaskan bahwa
seorang perempuan yang salihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Dalam hadits
lain riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyatakan bahwa dalam menentukan
pilihan calon istri, seorang laki-laki hendaknya memilih seorang wanita yang
agamis. Bukan karena harta, kecantikan fisik atau darah keturunan.
Dalam
kitab Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah (Ensiklopedi Fiqih) dikatakan bahwa wanita
salihah adalah “wanita yang membuat suami senang saat melihatnya, taat pada
suami, tidak melakukan sesuatu yang tidak disukai suami, melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangannya.”
Hadits-hadits
dan ucapan ulama di atas walaupun konteksnya adalah petunjuk bagaimana sebaiknya
seorang lelaki dalam memilih calon istri, namun tentu saja berlaku juga untuk
seorang wanita dalam memutuskan apakah ia akan menerima lamaran seorang pria.
Karena, wanita juga mempunyai hak untuk menerima atau menolak pinangan
seseorang, maka keputusan apapun yang akan diambil hendaknya berdasarkan
petunjuk agama. Yakni, dengan menjadikan kesalihan pria sebagai prioritas
utama.
Secara
insting awal, seorang pria akan lebih memilih wanita yang cantik fisiknya, dari
keluarga hartawan dan keturunan bangsawan sebagai calon pasangan hdiup. Begitu
juga, seorang wanita akan lebih cenderung memilih pria yang tampan tampilan
fisiknya, dan kaya raya serta keturunan bangsawan. Kalau tidak bisa semuanya,
wanita akan cenderung memilih seorang pria yang kaya atau tampilan fisik yang
meyakinkan.
Pola
pikir seperti itu pada level tertentu adalah wajar dan manusiawi. Akan tetapi,
dengan bantuan ilmu, akal budi dan lingkungan yang baik manusia diberi
kemampuan untuk meningkatkan daya fikirnya untuk melihat jauh ke depan.
Dengan kemampuan ini, maka kita akan melihat dengan jelas dan terang
benderang bahwa seseorang dengan kecantikan atau ketampanan akhlak adalah jauh
lebih penting dan paling cocok sebagai calon pasangan seumur hidup kita
dibanding calon pasangan yang hanya memiliki ketampanan dan kecantikan
lahiriah.
Bagi
yang belum mampu melihat kebenaran anjuran Nabi di atas, cukuplah dengan
mengikuti anjuran beliau dengan keikhlasan, ketaatan dan keyakinan. Karena
sabda Nabi adalah kebenaran. Kalau akal kita tidak dapat menembus logika
kebenaran itu sekarang, pasti kita akan dapat memahaminya nanti saat kita
melihat dan mengalaminya sendiri.
Sumber : http://afatih.wordpress.com/2012/04/02/menentukan-calon-pasangan/
0 komentar:
Posting Komentar